Pernah dengar Calabai? Sebuah desa nelayan kecil di Utara Sumbawa. Desa ini begitu indah dan terletak di tepi laut. Kesederhanaannya begitu mebekas di hati kami.
Di Calabai, tidak banyak kegiatan yang bisa kami lakukan. Namun hal-hal sederhana yang selama ini terlupakan kembali mengisi ingatan. Seperti mandi di sumur. Mana bisa mandi di sumur bila tinggal di kota besar, apalagi yang sepadat dan sesibuk Jakarta. Mandi di sumur begitu segar dan menyenangkan. Kami harus menimba dulu dan lama-lama otot pun terbentuk. Kesehatan dan stamina pun meningkat dengan melakukan hal yang alami ini.
Mancing Malam. Hal lain yang tidak bisa ditemukan di kota. Malam-malam kami naik perahu motor kecil pergi ke tengah laut dan mancing. Tahu tidak dapat apa? Ga dapat apa-apa! Padahal sudah nungguin berjam-jam dan pindah tempat 2 kali. Terakhir malah dapat ular laut. Langsung kami lepas dan pulang. Menyenangkan sekali pengalamannya. Kesabaran pun diuji sambil ditemani taburan bintang dan senyuman manis sang bulan.
Makan lesehan di lantai? Sudah biasa ya. Banyak restoran sekarang yang bikin lesehan. Namun lesehan di lantai tanah yang masih alami, makan ikan bakar hasil nembak dan dikelilingi kucing-kucing liar yang ingin ikut makan? Nah ini baru luar biasa. Ayam-ayam pun ikut berkeliling seolah-olah mengantri jatah makanan. Begitu alami, begitu sederhana.
Berenang sore-sore di tepi laut, loncat dari anjungan. Begitu mesra dan akrab terasa bercengkerama di sore yang begitu teduh. Begitu berbeda dengan kesibukan kota besar. Di sini kami saling mengenal, saling tertawa bersama, berenang bersama.
Semua hal-hal yang tidak biasanya kami lakukan di kota besar kini terasa begitu dekat dan akrab di hati. Kembali ke alam selalu mengingatkan diri ini untuk selalu bersyukur dan jujur pada diri sendiri.